Kemacetan Ibukota Jakarta



Kemacetan Ibukota Jakarta


Assalamualaikum bersama saya lagi Bimo Akbar Riady mahasiswa Gunadarma. Disini saya akan membahas tentang salah satu daerah yang terkenal dengan kemacetannya yaitu kota Jakarta.

Ya, kota jakarta memang salah satu dari beberapa kota di Indonesia yang memiliki tingkat kesibukan nomor satu paling sibuk dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia. Jika ditanya ke orang banyak, apa sih yang terkenal dengan kota Jakarta? Selain padat kota jakarta juga sangat terkenal dengan kemacetannya. Lalu apa saja langkah Pemerintah atau Gubernur DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan di kota Jakarta ini? Yuk mari kita bahas dan simak.

Menurut VIVAnews di situs VIVA.co.id Pemerintah pusat menunjuk Kuntoro Mangkusubroto sebagai penanggungjawab untuk mengatasi macet Jakarta. Saat ini, sudah ada 17 langkah awal untuk mengatasi macet di Ibu Kota.

Berikut 17 langkah untuk atasi macet Jakarta:

Pertama, Electronic Road Pricing (ERP), penggunaan jalan dengan sistem berbayar, akan segera diberlakukan. Kementerian Perhubungan akan diminta menuntaskan Peraturan Pemerintah yang melandasinya. Ini juga akan dibicarakan kepada Menteri Keuangan. Draf ERP akan selesai seminggu setelah Lebaran.


Kedua, jalur busway akan disterilisasi. Ada empat jalur yang memiliki dampak besar. Nantinya, jalur-jalur disteril ada kenaikan penumpang 20 persen. Ketiga, Pemda DKI akan mengkaji ulang kebijakan perparkiran.
Keempat, perbaikan jalan.

Kelima, akan ada dua jalur Bus Transjakarta yang beroperasi lagi. Tahun ini harus ada 10 koridor, tahun depan dua lagi. Perbaikan dan optimalisasi manajemen busway. 

Keenam. Harga gas untuk transportasi akan dikaji agar lebih murah. Selain itu, titik-titik pengisian gas ditambah. Gubernur DKI diminta mengatur agar angkutan umum menggunakan gas. 

Ketujuh, angkutan umum yang menggunakan armada kecil akan direstrukturisasi karena tidak efisien. Dikaji kemungkinan pemberian insentif untuk peremajaan. Mendorong pengusaha bus kecil beralih ke armada bus besar.

Kedelapan,  penambahan jumlah armada KA Jabodetabek. Penumpang ditargetkan mencapai 3 juta orang  per hari. Saat ini baru 325 ribu orang per hari. Padahal kebutuhan sudah mencapai 700 ribu orang per hari. Terjadi penumpukan penumpang di atap kereta.  Kesembilan. Polisi diminta menertibkan angkutan

Kesepuluh,  layanan Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus- Bundaran HI ditargetkan tahun 2011 mulai konstruksi. Kesebelas, akan dibentuk otoritas transportasi Jabodetabek dengan Gubernur DKI yang bertugas sebagai koordinator.
Keduabelas, merevisi rencana terpadu transportasi di Jabodetabek dengan membuat blue print-nya. Ketigabelas,  proyek double track Jakarta-Cikarang harus segera direalisasikan karena jadwal kereta dari timur mengganggu kereta komuter.

Keempatbelas, proyek rel kereta api lingkar dalam akan diintegrasikan dengan transportasi masal.

Kelimabelas,  pengadaan enam ruas jalan layang di DKI. Kementerian PU setuju menjadikan jalan tersebut sebagai jalan tol.

Keenambelas,  melakukan pengaturan jumlah kendaraan secara optimal dengan menggunakan instrumen yang ada.


Ketujuhbelas, untuk mendukung KA akan dibangun fasilitas park and ride untuk mengurangi penggunaan kendaraan. Mendagri sudah menyurati tiga gubernur untuk mencadangkan lahan penyediaan parkir.

Itulah sebagian rencana pemerintah pusat untuk mengurangi kemacetan di Ibukota ini. Tapi yang masih dipertanyakan apakah langkah-langkah ini efektif atau tidak? Sebenarnya sih jawaban itu ada di diri masing-masing warga Jakarta, yaitu bisakah warga Ibukota ini siap mendukung langkah Pemerintah tersebut? Bisakah warga Ibukota Jakarta menjadi warga disiplin dan bisa mematuhi semua tata tertib yang berlaku di Ibukota? Karena kalau kita hanya mengandalkan peran Pemerintah tanpa adanya peran dari warga yang tidak disiplin langkah ini menjadi tidak berarti. Jadi kita juga sangat berperan untuk menciptakan Ibukota Jakarta kota yang bebas dari kata kemacetan. Lalu apa sih peran yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah berkendara lah dengan sopan, tetap memperhatikan tata tertib atau rambu-rambu lalu lintas dan beralih lah menggunakan transportasi massal.
Jadi mulai dari sekarang jadilah warga Jakarta yang tertib dan disiplin agar kita bisa menikmati Ibukota ini dengan nyaman. Karena jika Jakarta bebas dari macet banyak keuntungan yang kita dapatkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Activity Based Management (ABM)

Etika Profesi M-3