Etika Profesi M-10


PENGERTIAN ETIKA PROFESI
Definisi etika profesi dikemukakan oleh beberapa ahli. Berikut adalah definisi etika profesi menurut pendapat para ahli:
·         Anang Usman, (SH., MSi.) Definisi Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama
·         Suhrawardi Lubis, (1994 : 6-7) Etika profesi menurut Suhrawardi Lubis adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

DESAIN
Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan, baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk benda nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetika, dan berbagai macam aspek lainnya dengan sumber data yang didapatkan dari riset, pemikiran, brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya. Akhir-akhir ini, proses (secara umum) juga dianggap sebagai produk dari desain, sehingga muncul istilah "perancangan proses". Salah satu contoh dari perancangan proses adalah perancangan proses dalam industri kimia.

KONSEP ETIKA PROFESI BIDANG DESAIN
1. Benar: Tidak melakukan plagiat dan mentaati undang-undang hak cipta.

2. Baik: Berdasarkan teori Aksiologi yang menyatakan bahwa pertimbangan desain yang baik adalah keserasian dan keindahan. Segalanya berkaitan dengan estetis dan terlihat baik

3. Dapat diterima/komunikatif: Bahwa hasil karya dapat diterima target sasaran sesuai dengan aspek geografis, demografis dan khususnya psikografis sasaran, seperti kelas sosial, gaya hidup, kebiasaan, personalitas, sikap, motivasi. Semua erat dengan kebudayaan dan norma. Termasuk penggunaan pendekatan komunikasi: emosional, rasional dan moral.

4. Mampu mendukung peningkatan nilai-nilai (values)
·         Hubungan manusia dengan manusia
·         Kemudahan (sign dan segala media informasi lainnya)
·         Kenyamanan (kampanye, kemasan)
·         Keamanan (sign, kampanye)
·         Kesejahteraan (kampanye)
·         Keindahan (majalah, buku, poster)
·         Mendukung promosi (periklanan)
·         Kesenangan/hiburan (berbagai media)
·         Hubungan manusia dengan lingkungan. (Keseimbangan eco-system/environment melalui kampanye dan program desain grafis)
·         Hubungan manusia dengan pencipta.
·         Nilai religi (berbagai media)

5. Nilai tambah (value-added): Sebagai tuntutan abad ke-21, beredar pernyataan bahwa “Good Design not Enough“. Desain yang baik perlu nilai tambah. Desainer harus dapat menghasilkan suatu desain yang paling baru diantara desain yang terbaru dan yang paling baik diantara desain yang baik.

Dunia industri tidak hanya mengenai produksi suatu barang, namun bisa diliihat lebih jauh lagi. Sebelum dibuatnya barang untuk kemudian diproduksi, dilakukan terlebih dahulu desain produk tersebut, dilakukannya desain untuk diketahui sebagai gambaran bentuk dari produk sebelum diproduksi secara masal. Tidak hanya mendesain produk pakai, namun dalam industri juga dilakukan desain tata leta fasilitas seperti fasilitas perusahaan, perkantoran, pabrik, perumahan dan lain-lain.
            Oleh karena itu engineer khususnya teknik industri juga dituntut dapat membuat desainnya sendiri dan desain tersebut haruslah desain sendiri dan tidak boleh menggunakan atau menjiplak desain karya dari orang lain. Kecuali memperbaiki kesalahan dari desain yang sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Activity Based Management (ABM)

Etika Profesi M-3